Indonesia's New Order Era: Study of a Democratic State with a "Taste" of Autocracy
Main Article Content
Abstract
Supersemar menjadi awal mula perpindahan estafet kepemimpinan nasional dari pemerintahan Orde Lama ke pemerintahan Orde Baru. Pemerintahan Orde Baru dengan jelas dan tegas mendeklarasikan bahwa demokrasi pancasila harus ditegakkan secara konsekuen. Namun faktanya, demokrasi pancasila yang didengung-dengungkan hanyalah “jargon” belaka. Penelitian ini membahas secara mendalam terkait pemerintahan Orde Baru yang jauh dari ciri – ciri demokrasi yang justru mengarah pada pemerintahan yang otokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman atas suatu sistem autokrasi beserta implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif serta disajikan dengan metode deskriptif yang menggambarkan fakta dan fenomena tertentu secara objektif berdasarkan sejarah yang ada dan telah diketahui oleh khalayak umum. Orde baru memiliki semangat untuk menjalankan demokrasi pancasila meskipun pada implementasinya lebih mengarah pada otokrasi dengan menjalankan tata kelola pemerintahannya menggunakan cara – cara yang dikehendaki oleh penguasa dan minim partisipasi masyarakat. Strategi perolehan kekuasaan dan jalannya pemerintahan dijalankan dengan memonopoli struktur militer dan aparatur sipil yang digunakan untuk mencapai tujuan negara yang diyakini kelompoknya saja.
Supersemar was the beginning of the transfer of the national leadership relay from the Old Order government to the New Order government. The New Order government clearly and firmly declared that Pancasila democracy must be enforced consistently. However, in fact, the Pancasila democracy that is being talked about is just "jargon". This research discusses in depth the New Order government which was far from democratic characteristics which actually led to an autocratic government. This research aims to provide an understanding of an autocratic system and its implementation. This research uses a qualitative approach and is presented with a descriptive method that describes certain facts and phenomena objectively based on existing history and is known to the general public. The New Order had the enthusiasm to implement Pancasila democracy even though its implementation was more towards autocracy by carrying out its governance using methods desired by the authorities and minimal public participation. The strategy to gain power and run the government is carried out by monopolizing the military structure and civil apparatus which is used to achieve state goals that are believed by only one's group.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia, 12(2).
Aman. (2011). DI SEPUTAR SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH. INFORMASI, XXXVII(No. 1), 26–41. https://www.researchgate.net/publication/326710022_Di_Seputar_Sejarah_Dan_Pendidikan_Sejarah
Barros, R. (2002). Constitutionalism and Dictatorship : Pinochet, The Junta, and the 1980 Constitution. The Pitt Building, Trumpington Street, Cambridge, United Kingdom.
Djamhari, S. A., Imran, A., Ariwiadi, Sutanto, S., & Zuhdi, S. (1986). Sejarah Surat Perintah 11 Maret 1966 (R. Gunawan (ed.)). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Dwi, H. W., & Gayung, K. (2012). Propaganda Orde Baru 1966-1980. Verleden, 1(1), 1–109.
Effendy, B., Thohari, H. Y., Novianto, K., Alfian, M. A., Nubowo, A., & Danial, A. (2012). Beringin Membangun Sejarah Politik Partai Golkar (Cet-1). Penerbit Grafindo Khasanah Ilmu.
Erlina, T. (2020). Peranan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Dan Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia Dalam Proses Peralihan Kepemimpinan Nasional Tahun 1965-1968. Jurnal Wahana Pendidikan, 7(2), 95–102. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jwp
Faiq, M. A., & Ode, S. (2024). Langkah Taktis Gaya Kepemimpinan Lurah Sunter Jaya Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19. Hulondalo Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Ilmu Komunikasi, 3(1), 1–11. https://ejurnal.unisan.ac.id/index.php/jipik/index
Fajar, A. M., & Siregar, MSi., H. (2021). Pemikiran Politik Abdurrahman Wahid Tentang Demokrasi Di Indonesia. Jurnal Communitarian, 3(1). https://doi.org/10.56985/jc.v3i1.141
Kurniawan, H. (2014). Mengkritisi Sumber Belajar Sejarah Peristiwa 1965 : Antara Kepentingan Politik Dan Ilmiah. Historia Vitae Seri Pengetahuan Dan Pengajaran Sejarah, 28(1), 49–69.
Kusumaningrum, A. (2019). Awal Orde Baru. PT. Maraga Borneo Tarigas.
Mahardika, A. G. (2023). Problematika Yuridis Penerbitan Surat Perintah Sebelas Maret Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Legacy : Jurnal Hukum Dan Perundang-Undangan, VIII(I), 1–19.
Munawir, H., Islamy, S. O. La, & Ramadhan, S. (2024). Organizational Behavior Towards Efforts to Reduce Stunting Prevalence in Buton Tengah Regency. Hulondalo Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Ilmu Komunikasi, 3(2).
Nasution, A. B. (2007). Arus Pemikiran Konstitusionalisme Tata Negara (Cet ke-1). Kata Hasta Pustaka.
Noventari, W. (2016). Kuasa Dibalik Senyum Sang Jendral (Analisis Gaya Kepemimpinan Dan Bagaimana Soeharto Melanggengkan Kekuasaan Selama 32 Tahun). Jurnal Ilmiah, 24(2), 33–40.
Pakaya, S., & Dali, A. (2021). Demokrasi Dan Sistem Kepartaian Di Indonesia. At-Tanwir Law Review, 1(1), 74–95.
Pradana, H. A. (2016). Persepsi Suharto dan Perubahan Kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap Cina pada Awal Orde Baru. Indonesian Perspective, 1(1), 23–42. https://doi.org/10.14710/ip.v1i1.10427
Prayogi, A. (2021). Pendekatan Kualitatif dalam Ilmu Sejarah: Sebuah Telaah Konseptual. Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah, 5(2), 240–254. https://doi.org/10.15575/hm.v5i2.15050
Purba, E. F., & Parulian, S. (2012). Metode Penelitian (Cet Ke 2). Percetakan SADIA.
Reeve, D. (2013). Golkar: Sejarah Yang Hilang, Akar Pemikiran, dan Dinamika (Cet. 1). Komunitas Bambu.
Riawanti, W. (2015). Kajian Peran Elit Politik Dalam Kebijakan Pangan: Jebakan Impor Pangan Pasca Reformasi. Natapraja, 3(1). https://doi.org/10.21831/jnp.v3i1.11956
Richard, R. (1984). Sejarah Politik Orde Baru. Lembaga Studi Pembangunan.
Rofiqoh, I., & Zulhawati. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran (Cet-1). Pustaka Pelajar.
Sadapu, R., Umuri, H., & Saleh, G. S. (2023). Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Duhiadaa Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato. Hulondalo Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Ilmu Komunikasi, 2(1), 27–40. https://doi.org/10.59713/jipik.v2i1.310
Sapii, R. B. S., Pratama, Y. D., & Aponno, A. D. (2022). Realisasi Wacana Penundaan Pemilu: Manifestasi Kontraindikasi Terhadap Supremasi Konstitusi Dan Demokrasi. Japhtn-Han, 1(2). https://doi.org/10.55292/japhtnhan.v1i2.48
Soehino. (2001). Ilmu Negara (Cet-4). Liberty Yogyakarta.
Soemardjan, S. (2000). Menuju tata Indonesia baru. Gramedia Pustaka Utama.
Suwirta, A. (2019). Pers dan Kritik Sosial Pada Masa Orde Baru: Kasus Pemilu 1971 Dalam Pandangan Harian Kompas di Jakarta dan Harian Pikiran Rakyat di Bandung. SIPATAHOENAN: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, 5(1), 31–52.
Syugiarto, S., & Mangngasing, N. (2021). Gaya Kepemimpinan Presiden Indonesia. Citizen : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 2(1), 29–38. https://doi.org/10.53866/jimi.v2i1.26
Wahyudi, L. (2005). Demokrasi Orde Baru Sebuah Catatan Bagi Masa Depan Demokrasi Di Indonesia. Jurnal Sosial-Politika, 6(11), 23–38. https://portal.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/03/jsp_vol6_no11_1jul05_3lutfi (03-14-13-03-03-12).pdf
Wahyuni, S., Sukatin, S., Fadilah, I. N., & Astri, W. (2022). Gaya Kepemimpinan Otoriter (Otokratis) Dalam Manajemen Pendidikan. Educational Leadership: Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(2), 123–130. https://doi.org/10.24252/edu.v1i2.26148
Wasistiono, S., & Polyando, P. (2017). Politik Desentralisasi di Indonesia (Cetakan Pe). IPDN Press.
Yusa’ Farchan. (2022). Dinamika Sistem Politik Otoritarianisme Orde Baru. Jurnal Adhikari, 1(3), 152–161. https://doi.org/10.53968/ja.v1i3.41